Tim Penggerak PKK NTT Berkolaborasi, Suarakan Penolakan Kekerasan Seksual


KUPANG - Gubernur Nusa Tenggara Timur, Emanuel Melkiades Laka Lena, secara resmi membuka rangkaian kegiatan jalan santai dan Live Talk Show Radio yang mengusung tema: “Melalui Semangat Emansipasi Kartini TP-PKK Berkolaborasi Wujudkan Aksi Tolak Kekerasan Perempuan dan Anak, serta Kampanyekan Tenun Keren NTT”.

Kegiatan yang diinisiasi oleh TP PKK Provinsi NTT, Mindriyati Astiningsih Laka Lena bersama Vera Asadoma dalam rangka memperingati Hari Kartini ini digelar di Area Car Free Day (CFD) El Tari, Kupang, pada Sabtu (26/04/2025).

Dalam sambutannya, Gubernur Melki menekankan bahwa peringatan Hari Kartini harus menjadi momentum bersama untuk menghapus kekerasan terhadap perempuan dan anak di NTT.

“Berdasarkan data, lebih dari 70 persen narapidana di Lapas adalah pelaku kekerasan terhadap perempuan dan anak. Ini mencerminkan kerusakan tatanan sosial yang tidak boleh dibiarkan. Hari ini saya mengajak semua stakeholder untuk bersatu melawan kekerasan dan mewujudkan NTT yang ramah anak dan perempuan,” tegas Gubernur Melki.

Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK NTT, Mindriyati Astiningsih Laka Lena, dalam sambutannya menekankan pentingnya kesadaran kolektif terhadap isu-isu kekerasan seksual pada anak dan stunting.

“Kami ingin isu-isu ini menjadi kepedulian bersama. Perempuan dan anak adalah tiang rumah. Kalau tiang rapuh, rumah tidak akan kuat. Kita perlu kolaborasi dan gotong royong untuk menciptakan NTT yang lebih sehat, maju, dan berkelanjutan,” tegas Mindriyati.

Selain itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Provinsi NTT, Ruth Diana Laiskodat, menegaskan kegiatan ini merupakan simbol solidaritas sekaligus perwujudan peran strategis perempuan dalam pembangunan daerah.

Nuansa budaya begitu kental dalam acara ini, dengan seluruh peserta mengenakan kain tenun khas dari berbagai daerah di NTT, menampilkan kekayaan wastra lokal yang menjadi identitas dan kebanggaan masyarakat. 

Selain parade budaya, acara juga diisi talkshow yang membahas relevansi nilai-nilai perjuangan Kartini dalam konteks masa kini serta peran penting perempuan dalam pembangunan.

“Kegiatan ini bukan hanya penghormatan terhadap perjuangan Kartini, tapi juga ajang untuk memperkuat solidaritas perempuan NTT dalam pelestarian budaya dan pemberdayaan masyarakat,” ujar Ruth Diana Laiskodat dalam sambutannya. 

Dalam pemaparannya, Ruth juga mengungkapkan data kekerasan terhadap perempuan dan anak berdasarkan Sistem Simfoni milik Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. 

Pada tahun 2024, tercatat 398 kasus di Kota Kupang dan 1.688 kasus di seluruh wilayah NTT. Sementara di awal 2025 (Januari–Maret), telah terjadi 47 kasus kekerasan.

Ia mengajak masyarakat untuk tidak ragu melapor melalui call center SAPA 129 atau WhatsApp di 08111129129.

Dukungan juga datang dari DPRD NTT yang diwakili Kristien Samiyati Pati. Ia menyatakan komitmennya untuk mendorong kebijakan perlindungan perempuan dan anak serta menjalin kerja sama lintas sektor.

Posting Komentar

Komentar Anda .....

Lebih baru Lebih lama
papillonnews

نموذج الاتصال