KUPANG - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Emanuel Melkiades Laka Lena, menyampaikan pidato pembangunan dalam rangka memperingati HUT ke-80 Kemerdekaan RI, Sabtu (16/8/2025).
Pidato pembangunan ini dihadiri oleh Wakil Gubernur NTT, Johni Asadoma, para asisten, kepala biro, kepala dinas, Ketua DPRD NTT, Emilia Nomleni, Kapolda NTT, Irjen Rudi Darmoko, serta pimpinan TNI di NTT.
Dalam pidatonya, Gubernur Melkiades Laka Lena menyampaikan ucapan selamat Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 kepada seluruh masyarakat NTT yang menyaksikan acara tersebut, baik secara langsung maupun melalui media virtual.
"Tepat 80 tahun yang lalu, proklamasi kemerdekaan menggema, mengukuhkan janji para pendiri bangsa untuk membangun negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur," ujarnya.
Gubernur Melkiades Laka Lena mengajak seluruh masyarakat untuk menapaki jalan perjuangan dengan semangat baru, mengusung tema "Bersatu Berdaulat Rakyat Sejahtera Indonesia Maju". Tema ini, menurutnya, bukan sekadar rangkaian kata, melainkan seruan mendalam untuk mengingat dan menghayati jati diri bangsa yang lahir dari pengorbanan para pahlawan.
"Persatuan adalah benang merah yang merajut 17 ribu lebih pulau, ratusan bahasa, ribuan suku bangsa, serta beragam budaya, adat istiadat, aliran kepercayaan, dan agama dalam satu rumah besar bernama Indonesia," tegasnya.
Ia juga mengingatkan sejarah perjuangan melawan kolonialisme dan imperialisme mengajarkan bahwa persatuan dan kesatuan merupakan kekuatan pendorong utama yang mengantarkan bangsa ini menuju gerbang kemerdekaan.
"Ratusan tahun dijajah dan berada dalam beleguk kekuasaan bangsa lain melalui politik devide et impera, telah menyadarkan para pendiri bangsa bahwa hanya persatuanlah yang dapat menjadi tombak utama untuk mengusir penjajah," tambahnya.
Mengutip pidato Presiden Soekarno pada sidang BPUPKI 1 Juni 1945, Gubernur Melkiades Laka Lena menekankan bahwa persatuan Indonesia adalah dasar yang akan mengantarkan pada terwujudnya cita-cita kemerdekaan dan kejayaan bangsa. Ia mengakui bahwa merajut persatuan dan kesatuan sebagai bangsa yang merdeka di tengah keberagaman bukanlah perkara mudah. Namun, Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI telah menjadi perangkat yang mampu mengokohkan persatuan sebagai fondasi utama membangun negara yang kuat dan berdaulat.
"Kedaulatan sejati bukan hanya memiliki wilayah teritorial, kekuatan militer yang tangguh, atau ekonomi yang kuat, melainkan ketika rakyat bersatu padu, memiliki rasa kebersamaan dan bergotong royong untuk kemajuan bangsa. Tanpa persatuan, kedaulatan hanya akan menjadi ilusi," tegasnya.
Gubernur Melkiades Laka Lena juga menyoroti tantangan globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat, yang seringkali dihadapkan pada isu-isu yang berpotensi memecah belah seperti hoax, ujaran kebencian, dan perbedaan pendapat yang meruncing. Ia mengapresiasi ketegasan Presiden Prabowo Subianto sejak awal pemerintahannya pada tanggal 20 Oktober 2024, yang menempatkan Pancasila sebagai asta cita pertama.
"Pancasila bukan sekadar dasar negara, tapi juga jiwa dan kompas perjalanan bangsa. Pancasila adalah pengejawantahan cita-cita proklamasi yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, mewujudkan Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur," jelasnya.
Gubernur Melkiades Laka Lena juga mengajak seluruh masyarakat NTT untuk kembali meresapi nilai-nilai Pancasila dan menghidupkannya dalam kehidupan sehari-hari.
"Hanya dengan persatuan kita bisa kokoh, hanya dengan berpijak pada Pancasila kita bisa berdaulat, dan hanya dengan keduanya kita bisa mewariskan Indonesia yang maju untuk generasi mendatang," ujarnya. (gma) Xrg. S