Krisis BBM Pertalite dan Pertamax di Ende, Ketua GEB Desak Disperindag Sidak di Lapangan


ENDE - Ditengah krisisnya bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite dan Pertamax beberapa hari lalu hingga kini, masih dirasakan krisis BBM jenis pertalite dan pertamax oleh pengguna kendaraan roda dua dan roda empat. Hal ini, masih terjadinya antrian di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Senin, 11/08/2025

Dari pantauan tim media ini, untuk sementara, terdapat tiga SPBU di kota Ende yang masih terjadi antrian oleh pengguna kendaraan roda dua dan roda empat diantaranya, SPBU di terminal Ndao arah barat Kota Ende, SPBU jalan prof. W. Z. Yohanes dan, SPBU jalan Gatot Subroto. 

Melihat situasi ini, pelaku usaha yang menjual BBM jenis pertalite dan Pertamax diduga telah memanfaatkan situasi krisis BBM dengan menaikkan harga tidak sesuai dengan Harga Eceran Tetap (HET). Harga yang diberlakukan oleh pelaku usaha HET BBM sesuai dengan ukuran BBM yang diisi pada botol plastik dan botol kaca.

Ketua Gerakan Ende Baru (GEB) kabupaten Ende yang juga aktivis PMKRI di Jogja Bertolomeus Betu Rati menyoroti perilaku pelaku UMKM yang menjual HET BBM yang diduga menaikan harga sepihak. Ia melihat, pelaku UMKM HET BBM yang menaikan harga sepihak ada indikasi memanfaatkan situasi krisis BBM untuk mendapatkan keuntungan besar. 

Albert menambahkan, situasi tidak boleh dibiarkan berlarut mesti ada tindakan tegas oleh pihak terkait dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Ende untuk menertibkan perilaku pelaku usaha HET BBM yang diduga menjual BBM perbotol dengan harga sepihak.

"Ini tidak boleh dibiarkan berlarut karena, kita menduga ada pelaku usaha HET BBM yang nakal dengan memanfaatkan situasi krisis BBM dengan harga diatas dari harga normalnya", ungkapnya.

Ia menjelaskan, ditengah antrian kendaraan di SPBU masih diberlakukan harga normal sementara dilapangan untuk pelaku HET BBM  harganya sudah naik dua kali lipat dari sebelumnya perbotol Rp. 20.000 kini menjadi Rp. 35.000, ada juga Rp. 40.000 bahkan, Rp. 50.000.

Kondisi ini, lanjut Albert, meminta Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk segera melakukan sidak terhadap pelaku HET BBM dilapangan yang diduga telah menaikkan harga eceran sepihak. 

Ia juga menambahkan, terkait dengan harga BBM eceran yang diduga naik dua kali lipat, Dinas Perindustrian dan Perdangan harus bertindak cepat karena harga ini sudah meresahkan banyak pengguna roda dua dan, roda empat atau, yang membutuhkan BBM jenis pertalite dan pertamax. 

"Soal Ini, kita meminta Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG) Kabupaten Ende untuk bertindak segera mungkin melakukan sidak, jangan lama lama. Karena yang membutuhkan BBM ini banyak orang", ujarnya 

Ia juga berharap, perilaku pengusaha HET BBM ini jangan sampai tidak dikontrol oleh DISPERIDAK ditengah dampak krisis BBM di Kabupaten Ende. Karena, krisis BBM di Ende sudah banyak meresahkan banyak warga terutama pengguna kendaraan roda dua dan, roda empat.

Posting Komentar

Komentar Anda .....

Lebih baru Lebih lama
papillonnews

نموذج الاتصال