KUPANG - Gubernur Nusa Tenggara Timur, Emanuel Melkiades Laka Lena, menghadiri dan membawakan materi pada Musyawarah Pastoral (Muspas) Keuskupan Agung Kupang, yang berlangsung di Hotel Sahid T-More, Kupang, Rabu (1/10) pagi.
Kegiatan ini menghadirkan Gubernur NTT dan Uskup Keuskupan Agung Kupang, Mgr. Hironimus Pakenoni, sebagai narasumber utama. Peserta Muspas terdiri dari perwakilan 36 paroki, 15 kuasi paroki, kelompok kategorial, yayasan pendidikan Katolik, dan tarekat hidup religius.
Dalam arahannya, Gubernur menegaskan arah pembangunan nasional melalui program Asta Cita, yang menekankan penguatan ideologi Pancasila, demokrasi, dan HAM; kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, dan ekonomi kreatif; penciptaan lapangan kerja; pembangunan SDM; hilirisasi industri; reformasi birokrasi; pemberantasan korupsi; serta harmoni kehidupan beragama dan budaya.
Gubernur juga memaparkan visi Transformasi NTT: Ayo Bangun NTT, yang bertujuan mewujudkan NTT yang Maju, Sehat, Cerdas, Sejahtera, dan Berkelanjutan. Transformasi ini dijabarkan melalui tujuh pilar, meliputi pemberdayaan komunitas, pemerataan infrastruktur, layanan kesehatan berkualitas, pendidikan unggul, ekonomi berkelanjutan, reformasi birokrasi, dan kolaborasi lintas sektor, termasuk diaspora NTT.
Gubernur menekankan pentingnya sinergi antara Pemerintah Provinsi dan Gereja, yang memiliki tujuan sama: menghadirkan kehidupan bermartabat bagi seluruh warga. Melalui kerja sama di bidang pemberdayaan ekonomi berbasis iman, pendidikan, kesehatan, dan advokasi kebijakan inklusif, Gubernur mengajak semua pihak untuk berjalan bersama menuju Indonesia Emas 2045.
“Saya melihat kerja sama antara pemerintah dan Gereja selama ini masih sangat kurang. Padahal, sinergi kita sangat dibutuhkan untuk membangun masyarakat NTT yang lebih sejahtera. Ini harus kita tingkatkan secara nyata, bukan hanya sekadar wacana, agar program-program pembangunan dan pelayanan masyarakat benar-benar dirasakan manfaatnya oleh umat,” tegas beliau.
Gubernur NTT mendorong agar Gereja juga terlibat dalam menghidupkan ekonomi rakyat dengan program One Community One Product. Tiap-tiap paroki diharapkan menggerakan masyarakat untuk mengembangkan satu produk unggulan masing-masing untuk dipasarkan.
"Dalam bidang pertanian dan perkebunan misalnya, kita dorong agar polanya berubah. Dari pola tanam-panen-jual menjadi pola tanam-panen-olah-kemas-jual," kata Gubernur Melki.
Sementara itu, dalam arahannya, Bapa Uskup Keuskupan Agung Kupang, Mgr. Hironimus Pakaenoni, menegaskan bahwa tema Muspas 2025 diambil dari hasil pembahasan Pra-Muspas. Dari pembahasan tersebut, dengan mempertimbangkan keunikan masing-masing daerah, lahirlah benang merah yang menjadi tema utama Muspas, yang akan menjadi arah dan fokus pastoral Gereja lima tahun ke depan.
Uskup juga menyambut baik optimisme pemerintah dalam menyongsong Indonesia Emas 2045. Menurut beliau, Gereja menyadari bahwa masa depan bangsa tidak bisa dilepaskan dari bagaimana kita mendidik generasi muda saat ini.
“Gereja menyambut baik optimisme pemerintah dalam menyongsong Indonesia Emas 2045. Namun kita sadar, masa depan bangsa tidak bisa dipisahkan dari bagaimana kita mendidik generasi muda saat ini. Pendidikan bukan sekadar hak anak-anak dan remaja, tetapi juga merupakan panggilan misi Gereja untuk membentuk manusia yang beriman, cerdas, berkarakter, dan peduli pada sesama,” ungkap Mgr. Hiro.
Setelah pemaparan materi dari kedua narasumber, agenda dilanjutkan dengan dialog interaktif. Dalam sesi ini, Gubernur dan peserta membahas berbagai isu strategis, antara lain: pendidikan dan tenaga pendidik di sekolah swasta Katolik; peluang dan tantangan program Makan Bergizi Gratis; penguatan kerja sama konkret antara Gereja dan pemerintah; pendataan penerima program Bedah Rumah; implementasi BPJS untuk tenaga kerja informal seperti petani, nelayan, buruh angkut, dll; pemanfaatan program Cek Kesehatan Gratis; serta komitmen Pemerintah Provinsi NTT dan Keuskupan Agung Kupang untuk melaksanakan pembangunan berbasis ekologis.
Pemerintah Provinsi NTT berkomitmen membangun sinergi dalam berbagai program konkret bersama Gereja demi pembangunan masyarakat.
Untuk diketahui, Muspas Keuskupan Agung Kupang 2025 berlangsung dari 29 September hingga 3 Oktober 2025, bertujuan merumuskan arah pastoral keuskupan lima tahun ke depan (2025–2030), menegaskan peran Gereja dalam dunia pendidikan, serta memperkuat kerja sama sinodal antara paroki, kuasi paroki, tarekat religius, yayasan pendidikan, dan kelompok kategorial dalam membangun kualitas pendidikan di NTT.