KUPANG - Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena dan Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma menekankan perlunya ‘Lompatan’ Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari saat ini Rp1,4 triliun menjadi Rp2,8 triliun pada 2026.
Hal itu disampaikan dalam Rapat Koordinasi Dalam Rangka Optimalisas PAD di Kantor Gubernur NTT, Kamis (26/6/2925).
Gubernur Melki menekankan perlunya “lompatan” bukan peningkatan bertahap dalam pendapatan daerah untuk mengatasi struktur APBD yang tidak sehat, karena belanja pegawai akan mencapai 56% setelah penerimaan CPNS dan PPPK baru.
“Struktur APBD yang timpang ini dapat menimbulkan persepsi negatif, seakan-akan pemerintah daerah hanya fokus pada pengeluaran internal. Oleh karena itu, peningkatan PAD menjadi krusial untuk menyehatkan APBD dan meningkatkan pelayanan publik. Strategi yang diusung adalah gerakan bersama yang melibatkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), sektor swasta, dan perbankan,” ujarnya.
Sejumlah poin yang disampaikan gubernur yakni penguatan sektor unggulan seperti pariwisata, pertambangan, dan perkebunan menjadi fokus utama peningkatan pendapatan, hilirisasi produk lokal juga didorong untuk meningkatkan nilai jual.
Selain itu, kerjasama dengan perbankan yakni Bank NTT, Bank Mandiri, BCA, dan Bank Indonesia Perwakilan NTT dilibatkan untuk mengoptimalkan potensi kredit sektor pertanian dan UMKM.
Gubernur juga menyampaikan tentang Gerakan Beli NTT yang bertujuan untuk meningkatkan konsumsi produk lokal dan mendorong pertumbuhan ekonomi di dalam daerah, Program One Village One Product (OVOP) untuk mengembangkan produk unggulan di setiap desa.
Selain itu, Inovasi di sektor kesehatan untuk potensi pendapatan dari sektor kesehatan, khususnya wisata medis, serta pengelolaan aset daerah akan diperbaiki untuk meningkatkan pendapatan.
Gubernur Laka Lena juga menekankan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk masyarakat, untuk menciptakan ekosistem ekonomi yang sehat dan berkelanjutan.
Keberhasilan beberapa inisiatif swasta, seperti GG Mart (Gerakan GMIT Mart) yang menjual produk-produk lokal, menjadi contoh nyata bagaimana inisiatif masyarakat (gereja) dapat mendahului dan mendukung program pemerintah.
Rapat koordinasi ini diharapkan menghasilkan rumusan strategi yang konkrit untuk mencapai target peningkatan PAD Rp 2,8 triliun, sehingga peningkatan kesejahteraan masyarakat NTT dapat terwujud. Gubernur juga menjanjikan insentif sebesar 3% dari total peningkatan PAD bagi para pencari PAD.
Wakil Gubernur NTT, Johni Asadoma mengatakan target PAD Rp 2,8 triliun di tahun 2026 merepresentasikan peningkatan 100% dari PAD menjadi langkah krusial bagi pembangunan NTT.
Wagub Asadoma menekankan pentingnya peningkatan PAD untuk membiayai berbagai program pembangunan, termasuk infrastruktur yang masih banyak membutuhkan perbaikan.
Ia membandingkan PAD NTT saat ini sebesar Rp1,4 triliun dengan Kabupaten Badung, Bali yang hampir mencapai Rp 9 triliun, dan Nusa Tenggara (NTB) Barat yang PAD-nya melampau NTT yakni Rp 3 triliun, meskipun NTB memiliki potensi yang relatif sama dengan NTT.
“Masih banyak potensi yang belum tergali secara optimal di NTT, baik di sektor pariwisata, pertanian, perikanan, maupun peternakan. Untuk mencapai target tersebut, dibutuhkan kerja keras, dan komitmen bersama dari seluruh pihak,” ujarnya.
Wagub juga menekankan seluruh personil di setiap OPD terlibat aktif, bahkan hingga tingkat desa, dalam upaya peningkatan PAD ini.
Menurutnya, Program-program seperti One Village One Product (OVOP) dan Gerakan Beli NTT akan digaungkan hingga ke tingkat desa melalui telekonferensi untuk memastikan partisipasi masyarakat secara luas.
“Rapat koordinasi dua hari ini diharapkan menghasilkan strategi yang efektif dan terukur untuk mencapai target peningkatan PAD yang ambisius tersebut, demi mewujudkan NTT yang maju, sehat, cerdas, sejahtera, dan berkelanjutan,” tutup Wagub..
Rakor tersebut menghadirkan sejumlah pembicara antara lain Kepala BI Perwakilan NTT Agus Sistyo Widjajati, Plt. Dirut Bank NTT Yohanis Landu Praing, Kepala Pengembangan Bisnis Bank Mandiri dan BCA.
Slain itu, Komisaris PT SubaSuka Go Waterpark, Don Putra Gotama, Pemilik Rumah Tenun Ina Ndao , Dorce Lusi, sedangkan Moderator staf ahli Gubernur Bidang Perekonomian, Linus Lusi. (gma)