Ketua GEB Tanggapi Soal Tudingan Batalnya Ende Tuan Rumah ETMC 2025 Adalah Lemahnya Komunikasi Bupati


ENDE - PAPILONNEWS, Terkait dengan batalnya Ende sebagai tuan rumah pada turnament El Tari Memorial Cup (ETMC) 2025 kini, ragam sorotan dari publik kabupaten Ende bermunculan yang saling menanggapi. Kali ini, pernyataan keras datang dari Ketua Aliansi Gerakan Ende Baru (GEB) yang juga aktivis PMKRI di Jogja dalam menanggapi tudingan Rian Laka. 

Sebelumnya, Rian Laka menuding bahwa, pembatalan Ende sebagai tuan rumah ETMC kali ini karena, "Lemahnya Komunikasi Bupati Ende Soal ETMC 2025". Tudingan tersebut, Ketua GEB Ende langsung memberikan tanggapan bahwa olahraga tidak bisa dicampur adukan dengan urusan politik. Senin, 28/07/2025

Albert Betu Rati Ketua GEB juga Tokoh Muda Ende mengatakan, urusan olahraga tidak bisa dicampur adukan dengan urusan politik karena, sejauh ini menurutnya, politik di kabupaten Ende dalam keadaan baik baik saja. Ia bahkan kembali menuding bahwa pernyataan Lemahnya Komunikasi Bupati Ende Soal ETMC 2025 merupakan sesat berpikir.

Mengutip dari pemberitaan Liputan Flores.com, yang mendesak Bupati untuk memintal kembali jalinan komunikasi politik, bukan hanya dengan DPRD tapi juga dengan ASPROF NTT.

“Kalau suasana politik tidak kondusif, PSSI tentu tidak akan korbankan turnamen besar seperti ETMC. Maka, jalan satu-satunya adalah rekonsiliasi dan komunikasi cerdas,” tandas Rian

Menanggapi ini Albert katakan bahwa, urusan bola tidak ada kait mengait dengan urusan sosial politik, dirinya meminta mesti bisa bedakan dan jangan ngawur.

"Saya melihat bahwa, Rian Laka sudah sesat berpikir. Seakan-akan bahwa ini semua urusan politik. Padahal, politik di Kabupaten Ende baik-baik saja. Apa lagi hubungan Eksekutif, Legislatif dan sistem kepemerintahan berjalan baik dan tidak ada hambatan sama sekali", ungkapnya.

Albert menambahkan, terkait batalnya Ende sebagai tuan rumah ETMC 2025 sebenarnya publik Ende sudah mengetahui bahwa letak kesalahan ada di ASPROF dan ASKAB. Ia jelaskan, terkait hubungan Eksekutif dan Legislatif atau Bupati dan DPRD lebih pada kepemerintahan bukan sosial dan politik. Hal ini, ia melihat bahwa pembatalan Ende sebagai tuan rumah yang menyudutkan Bupati adalah, penggiringan opini publik, seakan-akan di kabupaten Ende ada keributan antara kedua lembaga besar ini.

"Harus jelih melihat dan menganalisis, jangan hanya asal omong. kalau asal omong nanti akan menjadi omon-omon, nah ini yang menyesatkan publik", ujarnya.

Terkait alasan efisiensi anggaran sebenarnya ngawur, padahal kita tau itu sudah diamanatkan dalam Inpres No. 1 Tahun 2025 yang berlaku sejak 22 Januari 2025. Ia juga mempertanyakan soal hasil kongres Asprov PSSI NTT tanggal 1 Maret 2025 yang menetapkan Ende sebagai tuan rumah ETMC 2025. Tentunya dalam hal ini pihak Asprov dan PSSI sudah tau dan mempertimbangkan soal efisiensi anggaran atau skrg mereka pura-pura tidak tahu? kan lucu itu.

Lanjutnya, saat itu, ketika keputusan Ende sebagai tuan rumah ETMC 2025, coba perhatikan dukungan masyarakat di ruang publik, kita melihat bentuk dukungan masyarakat melalui seni yang diekspresikan dalam bentuk mural. 

"Yang perlu juga dicatat bahwa ketika keputusan ETMC di Ende di dengar oleh masyarakat, bisa kita saksikan antusiasme publik menyambut atau mendukung dengan ekspresi mural contohnya. Bahkan masyarakat Kabupaten Ende sudah siap untuk menjadi tuan rumah  yang baik", ujarnya.

Posting Komentar

Komentar Anda .....

Lebih baru Lebih lama
papillonnews

نموذج الاتصال