KUPANG - Tim Penggerak PKK Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Asty Laka Lena terus berkomitmen untuk menurunkan angka stunting, kemiskinan ektrem. Bahkan, pencegahan kekerasan terhadap anak dan perempuan.
Hal tersebut disampaikan di saat pertemuan bersama Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi NTT, Agus Sistyo Widjajati, Kamis (24/4/2025).
Menurut Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Asty Laka Lena menyampaikan pentingnya kolaborasi lintas sektor, termasuk dukungan dari Bank Indonesia, untuk mempercepat penanganan isu-isu tersebut.
“Penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem tidak bisa dilakukan sendiri. Dibutuhkan sinergi antara pemerintah, lembaga keuangan, dan masyarakat. Posyandu adalah ujung tombak yang bisa menjangkau langsung ke keluarga, terutama ibu dan anak,” ujar istri Gubernur NTT.
Selain isu sosial, pertemuan juga membahas pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai tulang punggung perekonomian lokal.
Istri Gubernur NTT ini menyoroti pentingnya peningkatan kapasitas pelaku UMKM melalui pelatihan, akses permodalan, serta pemasaran produk lokal secara berkelanjutan.
"di Dekranasda terus mendorong peningkatan ekonomi keluarga dan masyarakat melalui pemberdayaan UMKM. Dukungan dari Bank Indonesia sangat strategis untuk membuka akses dan membangun ekosistem yang sehat bagi pelaku usaha lokal, terutama perempuan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Provinsi NTT, Agus Sistyo Widjajati, menyambut baik inisiatif yang dibawa oleh Ketua TP PKK dan Dekranasda NTT.
Ia menyatakan komitmennya untuk terus bekerja sama dalam mendukung program-program pemberdayaan ekonomi dan sosial masyarakat, termasuk penguatan kelembagaan UMKM dan edukasi keuangan bagi keluarga.
Pertemuan ini menjadi langkah awal dalam membangun kerja sama yang lebih erat antara TP PKK, Posyandu, Dekranasda, dan Bank Indonesia guna menciptakan NTT yang lebih sehat, sejahtera, dan berkelanjutan. (ocep)