ENDE - Kegiatan pemberdayaan kelompok tani Embu Tombe Wawosumbi oleh tim pelaksana pengabdian program kemitraan masyarakat (PKM) dalam pemanfaatan limbah sabut kelapa jadi pupuk organik di desa wolomasi, Kecamatan Detusoko, kabupaten Ende jadi kontribusi nyata mengelolah limbah jadi pupuk organik.
Kegiatan ini bekerja sama dengan, Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Dirjend Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, Universitas Flores, Universitas Nusa Nipa dan, Pemerintahan Desa. Kegiatan tersebut berlangsung sejak tanggal 23 Juni hingga 26 September 2025.
Kelompok ini memiliki anggota sebanyak 15 orang, kelompok Embu Tombe desa wolomasi jadi sasaran PKM karena, wilayah ini merupakan salah satu penghasil kelapa terbesar di Nusa Tenggara Timur. Ungkap Ketua tim pelaksana Pengabdian Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Agustinus J. P. Ana Saga. Selasa, 16/09/2025
Dikatakannya, Setiap bulan, desa ini menghasilkan sekitar 3,5 ton limbah sabut kelapa yang selama ini hanya dibakar atau dibiarkan menumpuk, menyebabkan pencemaran lingkungan dan risiko kebakaran. Oleh karena itu, diperlukan solusi yang mampu mengatasi permasalahan lingkungan sekaligus meningkatkan kemandirian ekonomi kelompok tani.
"Ini juga membantu untuk meningkatkan Kapasitas dan Keterampilan Kelompok Tani melalui pelatihan dan pendampingan dalam mengolah sabut kelapa menjadi pupuk organik. Juga mengurangi Ketergantungan pada Pupuk Kimia dengan memperkenalkan dan menerapkan pupuk organik berbahan baku lokal, yang berdampak pada peningkatan kesuburan tanah dan kesehatan lingkungan", ungkapnya.
Ia menambahkan, kegiatan PKM ini terdapat beberapa tahapan yakni, sosialisasi, pelatihan implementasi tekhnologi mesin pencacah sabut kelapa, evaluasi dan juga keberlanjutan program monitoring.
Dari kegiatan ini ia berharap, program ini tidak hanya menyelesaikan permasalahan lingkungan dan ekonomi jangka pendek, tetapi juga membangun fondasi yang kuat untuk pembangunan berkelanjutan di Desa Wolomasi.
"Sehingga, dapat tercapai masyarakat kelompok tani yang mandiri dan berkelanjutan dalam mengelola limbah sabut kelapa menjadi produk bernilai ekonomi, tanpa bergantung pada pendampingan terus-menerus", ujarnya.